Pencemaran udara telah menjadi tantangan besar bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat polusi udara yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti industri, transportasi, dan pembakaran sampah. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sekitar 80% polusi udara di Indonesia disebabkan oleh kendaraan bermotor.
Menurut Dr. Nur Hidayati, Direktur Eksekutif Walhi, “Pencemaran udara merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. Dampaknya tidak hanya terasa pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat.” Hal ini juga dikuatkan oleh Prof. Dr. Emil Salim, yang menyatakan bahwa “Pencemaran udara bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah kesehatan publik yang harus segera diatasi.”
Upaya untuk mengatasi pencemaran udara sudah dilakukan oleh pemerintah, namun masih terdapat banyak kendala yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kualitas udara. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, hanya sekitar 30% masyarakat Indonesia yang peduli terhadap lingkungan.
Pencemaran udara juga berdampak pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Menurut Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc., Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, “Pencemaran udara dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan merusak ekosistem alam. Oleh karena itu, kita harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini demi pembangunan berkelanjutan.”
Dalam upaya mengatasi pencemaran udara, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Menurut Prof. Dr. Kuntoro Mangkusubroto, Ketua Dewan Energi Nasional, “Kita harus bersama-sama mencari solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperbaiki kualitas udara. Hal ini merupakan langkah awal untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di Indonesia.”
Dengan kesadaran dan kerjasama yang tinggi, diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan besar pencemaran udara demi pembangunan berkelanjutan yang lebih baik di masa depan. Segera ambil langkah nyata sebelum terlambat.